Jumat, 10 September 2010

Jangan Sakiti Malam

by: Ferry Arbania
Jangan Sakiti Malam

Begitu senja pulang
aku datang membawa kisah matahari
langit dan puisi bersujud
pergi mencari sarang kelembah Hud

secelup zamzam dan sepotong dahan kurma
kubersihkan kembali gelas-gelas cinta
yang memar sehabis mega merah
ayat-ayat cinta kembali berkumandang dalam darah

kusadar waktu teramat sempit
malam segera datang menjemput
wajah-wajah tanpa nama berlarian
mengejar jarak dan keterasingan
burung-burung dinadiku tak lagi berkicau
hanya mata air yang tetap lancar mengalir dijiwaku

sesaat aku tak bisa lagi berkata
tak sanggup juga menuliskan malam dengan puisi
aku hanya sanggup memandangi lantai ka'bah-Mu dengan mata hati
sebab tangan dan langkah ini terlalu kerdil menjemput panggilan suci

Kini cinta telah benar-benar datang
menemui para hati yang lelap dalam bimbang
kusambut saja cahayanya
kala jiwa tak lagi tersakiti malam.