Senin, 04 Oktober 2010

Pengantin Kubur

by: Ferry Arbania

kularutkan hasarat ini pada malam
ketika bintang dan cahaya bulan merapuh diujung kelam
kubiarkan suara angin menindih pori-pori kulitku
menyibak tirai basah yang melebat diubun-ubun kepala
lantaran telah kutemukan cahaya cinta
yang menukar tasbih dengan lilin-lilin kecil dirindang kabut
sementara nisan-nisan tak bernama kian membeku
menahan getir embun yang jatuh satu persatu
lalu hinggap dan memeluk sepi

disini, dilorong yang entah kemana arahnya
kutemukan sehelai kain putih berkibarkan aroma tulang
menekuni detak jantungku yang kian berdegup kencang
isyarat mata dan wajah pucat pasi
seolah merimbun dari dinginnya akasia
bunga kamboja putih tua
bau tanah yang baru selesai digali
isak tangis dan sedu sedan air mata
bertumpuk-tumpuk menjadi igauan rahasia

kubayangkan jejak kaki ini sudah membangunkan tidur panjangmu
sejenak kau memanggilku dan orang-orang terdekatmu
sembari meminta kami untuk tidak meninggalkanmu sendiri

kubca kalam fatiha dan talqin pembebasan
sambil memantrai peristrirahatan panjangmu dengan do'a-do'a
"Semoga Allah memudahkan malam pertamamu di alam keabadian".

Asta tinggi, 01:02/05102010

Jumat, 10 September 2010

Jangan Sakiti Malam

by: Ferry Arbania
Jangan Sakiti Malam

Begitu senja pulang
aku datang membawa kisah matahari
langit dan puisi bersujud
pergi mencari sarang kelembah Hud

secelup zamzam dan sepotong dahan kurma
kubersihkan kembali gelas-gelas cinta
yang memar sehabis mega merah
ayat-ayat cinta kembali berkumandang dalam darah

kusadar waktu teramat sempit
malam segera datang menjemput
wajah-wajah tanpa nama berlarian
mengejar jarak dan keterasingan
burung-burung dinadiku tak lagi berkicau
hanya mata air yang tetap lancar mengalir dijiwaku

sesaat aku tak bisa lagi berkata
tak sanggup juga menuliskan malam dengan puisi
aku hanya sanggup memandangi lantai ka'bah-Mu dengan mata hati
sebab tangan dan langkah ini terlalu kerdil menjemput panggilan suci

Kini cinta telah benar-benar datang
menemui para hati yang lelap dalam bimbang
kusambut saja cahayanya
kala jiwa tak lagi tersakiti malam.